Dibangun oleh maharaja yang beragama Buddha Mahayana, tapi candi-candi kecilnya dibangun oleh raja beragama Hindu," kata Bambang yang akrab disapa Tomi dalam diskusi daring yang diadakan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional berjudul "Toleransi, Akar Lama Penguat Bangsa", Kamis, 29 April 2021. Baca juga: Toleransi Beragama ala Sunan Kudus
- Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada sekitar abad ke-8 hingga abad ke-11. Kerajaan bercorak Hindu-Buddha ini sempat beberapa kali mengalami perpindahan pusat pemerintahan, dari Jawa Tengah hingga akhirnya ke Jawa Timur. Ketika di Jawa Tengah, Mataram Kuno diperintah oleh dua dinasti berbeda, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti pada periode Jawa Timur, yang lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Medang, diperintah oleh Dinasti Isyana. Meski bercorak Hindu-Buddha, masyarakat Mataram Kuno tetap memegang teguh toleransi antarumat beragama. Berikut ini bukti adanya toleransi antaraumat beragama di Kerajaan Mataram juga Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno Perkawinan beda agama Dinasti-dinasti yang berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno mempunyai perbedaan yang sangat mencolok, di mana Dinasti Sanjaya bercorak Hindu, sedangkan Dinasti Syailendra bercorak Buddha. Kekuasaan Mataram Kuno pertama kali dipegang oleh Raja Sanjaya, dibuktikan dengan Prasasti Canggal. Raja Sanjaya dikenal sebagai raja yang bijaksana, cakap, adil, dan taat dalam beragama. Di bawah pemerintahannya, kerajaan ini mejadi pusat pembelajaran agama Hindu, dibuktikan dengan banyaknya pendeta yang berkunjung dan menetap di Mataram.DalamSejarah Indonesia Masa Hindu Buddha (2012), sejarawan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sudrajat menuliskan sejumlah teori bagaimana agama Hindu-Buddha dapat sampai ke Indonesia. Secara umum, terdapat dua cara agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, yaitu melalui cara aktif dan cara pasif.
AsasReligius Toleransi beragama yang didasarkan pada nilai-nilai religius telah mengakar kuat dalam sehari-hari kehidupan masyarakat Indonesia. c. Asas Kenegaraan Karena Pancasila merupakan jati diri bangsa dan disahkan menjadi dasar negara maka secara langsung Pancasila sebagai asas kenegaraan. 30 bangsa yang selalu meyakini adanya Tuhan
Anopen, airy disposition, willingness and tenderness are all examples of tolerance. International Organization for Standardization (Unesco) defines tolerance as "respect, acceptance and mutual
Denganperkataan lain, pemaksaan dalam perkara agama-di samping bertentangan secara diametral dengan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang merdeka-juga berlawanan dengan ajaran Islam sendiri. Allah berfirman (QS, al-Baqarah/2:256); "Tidak boleh ada paksaan dalam agama. Sungguh telah nyata (berbeda) kebenaran dan kesesatan".
57dP.